WASPADAI MASA TRANSISI DI KALIMANTAN SELATAN

Maret 28, 2009 at 9:17 am (CUACA DAN IKLIM) (, , , )

WASPADAI MASA TRANSISI

(PERALIHAN MUSIM HUJAN MENUJU KEMARAU)… ???????

Oleh : Dian handiana

Masa transisi atau lebih dikenal pancaroba merupakan suatu masa peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau. Masa transisi ini terbagi menjadi dua masa, yaitu transisi dari musim hujan menuju musim kemarau dan transisi dari musim kemarau menuju musim hujan. Masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau ditandai dengan berakhirnya angin baratan (monsoon baratan). Masa transisi ini terjadi akibat adanya gerak semu/relatif matahari, dimana pada masa ini matahari berada di equator (equinox) dan akan menuju ke arah utara (23,5 °N) atau pada akhir bulan maret sampai bulan mei.

image002

Ketika posisi matahari tepat di equator (equinox), radiasi matahari yang diterima di wilayah equator sangat besar. Hal ini terkait sudut datang matahari yang tegak lurus terhadap wilayah equator.

image004

WILAYAH KALIMANTAN SELATAN BERPELUANG BESAR ADANYA ANGIN KENCANG DAN PUTING BELIUNG DI MASA TRANSISI… ??!!

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan perairan sekitar 70% dengan panjang seluruh garis pantai 80.791 km. Hal ini berarti wilayah indonesia mempunyai banyak sumber uap air yang menyimpan energi yang sangat besar dalam proses pembentukan di atmosfer.

Pemanasan / radiasi matahari yang sangat besar ini terjadi pada masa transisi, hal inilah yang menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan – awan konvektif pada masa ini. Di tambah lagi wilayah Kalimantan selatan dekat dengan garis equator dan menyimpan sumber uap air yang melimpah, terletak diapit oleh laut jawa dan selat makasar. Pemanasan yang sangat intensif dan kedaan udara yang lembab akan terbentuk awan – awan konvektif yang menjulang tinggi hingga dapat mencapai ketinggian 9–13 Km dan selalu lebih tinggi untuk daerah tropis. Perkembangan awan –awan konfektif dimulai dari pertumbuhan awan – awan cumulus dan berkembang tumbuh menjadi awan cumulonimbus (Cb) yang menjulang tinggi. Awan Cb yang menjulang tinggi ini yang kemudian menimbulkan adanya hujan deras, kilat, petir, guntur, dan angin kencang serta angin puting beliung.

image006Gambar pertumbuhan awan Cumulus

(diambil di jln trikora banjarbaru KalSel pkl 14.00 WITA)

Angin kencang yang merusak terjadi pada saat daur kehidupan awan Cb mencapai tahap dewasa (mature stage), terjadi akibat adanya arus turun (down draft) dimana arus turun paling besar atau maksimum terdapat pada bagian bawah awan atau dasar awan dengan kecepatan turun mencapai 0,8 – 1 km/menit. Arus turun tersebut dapat menimbulkan perubahan mendadak pada kekuatan angin dan penurunan mendadak pada suhu, dan kenaikan tekanan udara di bawah awan. Arus turun yang sangat kuat ini disebut down brust. Arus angin ini dapat mengakibatkan banyak pohon tumbang dan atap rumah beterbangan.

Karena itu langkah antisipasi dan mitigasi awal bagi masyarakat adalah perlu memahami penyebab dan gejala awal angin kencang dan puting beliung ini, Gejala awal yang biasa muncul sebelum datangnya angin kencang dan puting beliung di antaranya adalah

  • Jika dalam satu hari sebelumnya udara pada malam hingga pagi dirasakan sangat panas dan gerah,
  • Disusul pada sekitar pukul 09.00-11.00 WITA terlihat pertumbuhan awan cumulus yang berlapis-lapis. Apalagi jika di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual dapat diamati seperti bunga kol,
  • Tahap berikutnya, awan tersebut tiba-tiba berubah warna dari putih keabuan menjadi hitam pekat. Jika awan itu sudah berubah menjadi culumunimbus (CB) maka perlu diamati pepohonan di sekitar apakah dahan dan dedauan bergoyang cepat karena tiupan angin apalagi tiupan angin dirasakan dingin,
  • Jika feomena ini terjadi maka hujan deras di sertai adanya petir dan angin kencang sudah menjelang di sekitar kita.
  • Fenomena ini dapat terjadi sore dan malam hari,
  • Kejadian ini paling lama sekitar satu jam sesuai daur hidup awan pada saat itu.

Banjarbaru, 28 maret 2009

Tinggalkan komentar